Reskrim Dinilai Sangat Lamban Tangani Kasus Perkosaan Keluarga Korban Tangkap Salah Satu Pelaku

 

Reskrim Dinilai Sangat Lamban Tangani Kasus Perkosaan, Keluarga Korban Tangkap Salah Satu Pelaku

 

 

Hunternews. Today. com -Simalungun – Satuan Reserse Kriminal Polres Simalungun dinilai terlalu lamban menangani kasus pemerkoan yang menimpa seorang pegawai RSUD di Kabupaten Simalungun. Kasus ini sudah berlangsung selam lebih kurang empat bulan.

Kapolres AKBP Choky Sentosa Meliala menyebut kasus ini tengah ditangani Reskrim. Sementara sumber menyebut orang tua korban sampai turun tangan menangkap pelaku perkosaan.

Kasus perkosaan yang menimpa RA (24) dilaporkan sejak tanggal 18 Desember 2023 dengan Laporan Polisi Nomor LP/B/332/XI/2023/SPKT Polres Simalungun.

Kasus yang menimpa korban menyisahkan luka mendalam dan membuat keluarga terpukul. Namun pengungkapan terhadap pelaku ruda paksa ini belum jelas. Dikabarkan para pelaku masih bebas berkeliaran.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Simalungun AKBP Choky menyebut kasus itu masih ditangani pihak Sat Reskrim.

“Sudah ditangani Sat Reskrim,” ucapnya melalui pesan singkat whatsaap, Rabu (17/4/2024).

Disinggung apakah para pelaku sudah berhasil diamankan, ia menyebut anggotanya itu masih mengejar pelaku lainnya.

“Reskrim sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya,” ungkapnya.

Keluarga korban, MG, menyebut satu dari tiga pelaku pemerkosaan berinisial MFB telah diamankan oleh orangtua korban dan diserahkan ke Polres Simalungun.

“Pelaku ditangkap sama orangtua korban hari Selasa semalam tanggal 15 April 2024 dan itu langsung diserahkan ke kantor Polres Simalungun,” ucapnya.

Ia meminta kasus ruda paksa ini segera ditangani apalagi laporan pengaduan sudah dibuat sejak 4 bulan lalu. Ia menilai polisi harus menangkap para pelaku lain berdasarkan informasi dari pelaku yang telah diserahkan oleh keluarga korban.

“Kasus ini kan sudah lama. Seharusnya setelah diserahkan salah satu pelaku pemerkosaan, mereka sudah dapat melakukan pengembangan jadi kasus ini tidak putus di satu pelaku saja. Sehingga para pelaku dapat hukuman yang seberat-beratnya,” kata MG.(Ibrahim saragih)

Related Posts